Salah satu band rock legendaris dunia, Pink Floyd, dikabarkan sedang dalam tahap akhir negosiasi untuk menjual hak musik mereka kepada Sony Music.
![]() |
Credited: Getty Images / Photo by © Hulton-Deutsch Collection/CORBIS/Corbis via Getty Images |
Kesepakatan ini diperkirakan bernilai antara $400 juta hingga $500 juta [sekitar Rp6,6 triliun hingga Rp7,7 triliun].
Setelah melewati rintangan internal pada tahun 2022, Pink Floyd resmi menjual katalog musik mereka ke Sony Music. Konflik di antara para anggota sempat menghambat proses penjualan seperti yang dilansir melalui Variety.com, namun akhirnya kesepakatan berhasil tercapai.
Kesepakatan ini mencakup hak atas rekaman, nama, dan gambar Pink Floyd. Ini menjadikannya salah satu transaksi terbesar dalam sejarah industri musik. Dengan akuisisi ini, Sony Music akan memiliki hak untuk mengelola dan memonetisasi katalog musik Pink Floyd, yang mencakup album-album ikonik seperti "The Dark Side of the Moon" dan "The Wall".
Penjualan hak musik ini mencerminkan tren yang berkembang di industri musik, di mana artis dan band besar menjual hak atas karya mereka kepada perusahaan besar. Langkah ini sering kali diambil untuk memastikan pengelolaan yang lebih profesional dan untuk memaksimalkan pendapatan dari katalog musik yang ada.
Berita ini telah memicu berbagai reaksi dari penggemar Pink Floyd di seluruh dunia. Banyak yang berharap bahwa Sony akan menjaga integritas dan kualitas musik Pink Floyd, serta memperkenalkan karya mereka kepada generasi baru.
Penjualan hak musik Pink Floyd ke Sony Music adalah langkah besar yang menunjukkan nilai tinggi dari warisan musik band ini. Dengan kesepakatan ini, diharapkan musik Pink Floyd akan terus dinikmati oleh penggemar lama dan baru di seluruh dunia.
Selain Pink Floyd, beberapa band dan musisi terkenal lainnya yang juga menjual hak musik mereka, seperti - Bob Dylan, Stevie Nicks, Neil Young, Bruce Springsteen, David Bowie, dan Justin Timberlake.
Fenomena ini semakin umum di industri musik, terutama selama pandemi COVID-19, ketika banyak musisi mencari cara untuk memonetisasi karya mereka di tengah keterbatasan konser dan tur.
Tags
NEWS